Sabtu, 09 Juni 2012

Merawat CINTA

Cinta tak ubahnya seperti pohon yang tak selamanya terlihat segar.
Daun-daun yang dulu hijau cerah mulai menguning, akhirnya coklat kaku.
Bunga-bunganya yang pernah indah merekah kini layu.
Beberapa ujung tangkai pun mulai tampak mengering.


Begitulah hidup... Tak ada yang tetap dalam hidup.
Semuanya dinamis: bergerak dan berubah,
tumbuh dan menyusut, berkembang dan tumbang.
Apa pun dan siapa pun. Termasuk, cinta suami isteri.


Setidaknya, itulah yang kini dialami Bu Tati.
Ibu lima anak ini merasakan ada yang berkurang dari suaminya.
Tidak seperti dulu ketika anak masih satu, dua, hingga tiga.
Apalagi ketika belum ada anak. Wah, terlalu jauh perbandingannya.


Saat dulu, suami Bu Tati tak pernah ketinggalan telepon ke rumah sebelum pulang kantor.
Bahkan, sehari bisa tiga kali telepon. Kini, seminggu dua kali sudah teramat bagus.
Itu pun karena ada yang mau ditanyakan.


Dulu, kemana pun Bu Tati pergi, suami selalu antar jemput.
Paling tidak, mewanti-wanti agar ia berhati-hati.
“Hati-hati, ya Dik. Bisnya sering kebut-kebutan,” ucap suami dengan penuh perhatian.
Kini, menanyakan tujuan pergi pun sudah sangat bagus.


Dulu juga, suami kerap ngasih hadiah di hari-hari bersejarah.
Di antaranya, hari kelahiran, dan tanggal pernikahan.
Walau hadiah cuma pulpen, buku harian, atau Alquran saku.
Tapi, kesan yang timbul begitu dalam.
Kini, jangankan hadiah, ingat dengan momen itu saja sudah bagus.


Mengingat-ingat masa lalu, bikin Bu Tati mengoreksi diri. Apa yang salah.
Kalau cinta dihubung-hubungkan dengan rupa,kenyataan itu mungkin bisa diterima.
Ia memang bukan Tati dua belas tahun lalu. Banyak perubahan, memang.
Tapi, mestikah cinta dan perhatian harus menyusut..
sebagaimana berkerutnya wajah dan tidak langsingnya tubuh. Apa layak itu jadi alasan.


Bukankah cinta terlihat dari pandangan mata hati.
Bukan dari simbol-simbol fisik yang terlihat dari pandangan mata,
yang bisa menyilaukan ketika ada cahaya dan buram di saat gelap.
Bukankah cinta  perpaduan dari senang, kagum, cocok, sayang. Bahkan, kasihan.


Tidak jarang, cinta tumbuh pesat dari akar kasihan.
Bukan hal aneh jika seorang pemuda langsung melamar muslimah..
yang terusir dari rumahnya lantaran mengenakan busana muslimah.
Ada juga muslimah yang dilamar lantaran statusnya sebagai anak yatim miskin.


Lalu, kenapa cinta suami Bu Tati bisa menyusut. 
Padahal kasih sayang Bu Tati tak pernah berkurang.
Dengan lima anak, Bu Tati pun mesti giat menggali kasih sayang
agar bisa merata ke anak-anaknya.
Bukankah ini sebuah bukti bahwa adakalanya cinta tersangkut pada rupa.


Menjamin lestarinya kasih sayang memang bukan perkara mudah.
Dan, lebih tidak mudah lagi menjamin bahwa kecantikan rupa tidak akan bergeser.
Karena sudah kepastian Allah bahwa muda akan menapaki anak tangga usia menuju tua.
Semakin banyak anak tangga yang ditapaki, makin berkurang nilai rupa.


Seorang teman Bu Tati pernah memberi anjuran soal menjaga nilai rupa.
Sang teman menganjurkan agar Bu Tati diet, senam, minum herba.
Tiga hal itu mesti dilakukan teratur dan terus-menerus.
“Repot memang. Tapi, itu penting. Supaya cinta suami tetap lestari,”
ungkap sang teman beriring canda.


Ucapan teman itu menguatkan dugaan Bu Tati: cinta juga berbanding lurus dengan rupa.
Boleh-boleh saja Bu Tati berdalih bahwa cinta melulu persoalan hati.
Tapi, bukankah manusia tidak semata-mata terdiri dari hati dan rasa.
Bukankah fisik juga bagian dari unsur manusia. Dan itu berarti keindahan rupa.


Jadi, bisa dibilang wajar kalau perhatian dan cinta suami menurun
lantaran nilai rupa Bu Tati berkurang. Benarkah ?
Ah, rasanya tidak. Di simpangan ini, Bu Tati ragu mau menempuh jalan mana.
Kok, sepertinya tidak adil....
Kalau dulu, Bu Tati masih sempat ngurus kecantikan, kesegaran, dan kebugaran tubuh.
Tapi, sekarang? Duduk istirahat saja sudah sangat sulit.
Selalu saja ada kesibukan: anak sakit, anak mau berangkat sekolah, anak punya PR sekolah,
anak mau makan, memasak menu kesukaan suami, mencuci, ngurus rumah.
Dan masih segudang persoalan rumah lainnya.
Itu pun belum termasuk tugas-tugas sosial masyarakat.


Nah, gimana mau diet, kapan mau fitnes, gimana bisa minum herba.
Bukankah diet butuh pilihan dan keteraturan makanan yang sehat dan baik.
Dan itu berhubungan erat dengan waktu dan uang.
Begitu juga dengan fitnes dan herba.
Sulit kan kalau waktu dan uangnya belum memadai. Jadi?


Harus ada langkah bersama supaya cinta tetap terawat.
Tidak semua sangkutan-sangkutan yang bikin redupnya cahaya cinta bersumber dari Bu Tati.
Bisa jadi, ada ketidakcocokan antara standar nilai rupa suami dengan kenyataan yang semestinya.
Kalau nilai rilnya memang hanya lima puluh, standarnya jangan dipatok sembilan puluh.
Susah ngejarnya. Paling tidak, selisih antara standar dengan kenyataan tidak lebih dari sepuluh.
Dan nilai sepuluh ini bisa dikejar dengan diet dan senam sederhana.
Kalau ada uang belanja lebih, bisa ditopang dengan herba.


Memang, kehangatan cinta bisa lahir dari stabilnya nilai rupa.
Tapi, unsur emosi pun punya andil yang lumayan besar.
Kalau cinta cuma berpatok pada langgengnya rupa,
mungkin rumah tangga kakek nenek akan bubar massal.


Di sinilah seninya bagaimana suami isteri bisa memainkan emosi
sehingga cinta menjadi indah untuk dinikmati.
Kepiawaian mengelola emosi juga mampu menjadikan cinta lestari.
Bayangkan, betapa jauhnya jarak usia antara Rasulullah saw dengan Aisyah:
kira-kira empat puluh tiga tahun. Belum lagi kesenjangan intelektual dan rupa.
Tapi, semua itu tidak jadi masalah lantaran irama emosinya begitu rapi dan indah.
Rasulullah tidak perlu ragu berlomba lari bersama isterinya,
mengecup kening isteri saat pergi ke masjid, bersenda gurau layaknya teman,
berdiskusi layaknya guru dan murid, dan sebagainya.


Justru, unsur emosilah yang kadang dominan dari nilai rupa.
Bu Tati punya kesadaran baru. Bahwa, merawat cinta merupakan upaya bersama
mengelola nilai rupa agar tidak jatuh drastis.
Dan, memainkan irama emosi dengan saling percaya dan saling membutuhkan.


Cinta memang tak ubahnya seperti pohon yang tidak selamanya segar.
Karena pohon memang tidak akan pernah kokoh
kalau hanya dinikmati kesejukan, keindahan, dan buahnya.
Ia juga butuh siraman air, kesuburan tanah, dan pagar perlindungan.

Selasa, 03 April 2012

Keanekaragaman Agama Di Indonesia

Tanamal Blog: Keanekaragaman Agama Di Indonesia: Wikipedia.org Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yan...

Keanekaragaman Budaya Bangsa Indonesia

vaykocious: Keanekaragaman Budaya Bangsa Indonesia: Keanekaragaman budaya merupakan ciri khas suatu bangsa, dimana setiap negara memiliki budayanya masing - masing. Contohnya ke...

Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural

TexBuk Materia: Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural: Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat multikultur...

Minggu, 01 April 2012

Kegalauan

BudjeL Mengutip: Kegalauan: Inayah Hayati Assalwa Wahai para Muslim... Hapuslah kegalauan tentang siapakah pendampingmu kelak. Jauh disana ia sedang berup...

Sabtu, 18 Februari 2012

Reunian 18 Februari 2012

Sebuah pertemanan yang tak kan pernah berakhir. Meski sekarang jarak telah memisahkan kita teman, namun hati kita selalu dekat. Karena diantara kita telah terukir sejuta kenangan pada masa SMA. Seperti apapun saat ini, yang ku tau bahwa kalian adalah yang terbaik dalam hidupku. Ini lah foto kenangan kita ysng pertama setelah berpisah sekian tahun dari SMA. Reuni mini yang diselenggarakan dengan cara sederhana, yang penting bisa kumpul berbagi cerita diantara kita bersama. Aku akan selalu berharap  bahwa kita akan berjumpa lagi Teman.









































Kamis, 16 Februari 2012

Surat kecilku

Bias-bias warna pelangi kehidupan yang mewarnai hidupku terasa gelap gulita, seakan tak berwarna cerah nan indah. Akankah semua akan berlalu?

Hari ini ku merasa sedih yang tak terkira rasanya. Serasa hancur hati ini karena sesuatu yang tak ku tahu apa masalahnya. Apakah yang kulakukan selama ini selalu membuat luka bagi orang disekelilingku, sehingga mereka merasa terusik akan kehadiranku dan membenciku?

Seseorang yang kuharapkan dapat memberiku ketenangan batin, yang dapat memberiku jalan keluar dari masalah yang tak pasti, masalah yang tak ku tahu apa sebabnya. Namun semuanya diluar dugaan, tak ku kira bahwa selama ini orang yang dapat memberiku semangat dalam hal spiritual telah merasa terusik. Bahkan ia merasa terluka akan kehadiranku. Entah apa hanya sekedar cibiran yang ia berikan agar aku tak mempersalahkan hal itu lagi. Yang jelas ku tak tau sampai kapan aku harus menunggu kepastian untuk mengetahui salahku kepadaya.

Aneh memang, orang yang paling bodoh mungkin. Memilki kesalahan kepada orang lain, namun tak tahu apa kesalahan yang telah ia lakukan sehingga orang membencinya. Betapapun begitu, seakan penyesalan tak pernah berarti baginya. Karena ia tak tahu apa yang telah ia sesalkan.

Allah telah menciptakan warna pelangi yang indah untuk dunia ini dengan warna-warni yang cerah. Namun warna pelangi yang begitu indah seakan gelap tak berwarna, karena kini tak sedikit pun senyum yang dapat ku terima dari mereka; teman, sahabat, saudara dan orang yang yang di sekelilingku yang menyayangiku. 

Termenung sendiri tak ada arti, menyesali harap yang tak pasti. Begitu sempurna Allah menciptakan langit, ada siang dan malam dengan hiasannya yang indah. Sempurnanya Allah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh Cinta dan makna arti yang sesungguhnya jika kita ketahui. Allah tidak pernah lelah mengawasi hamba-hamba-Nya. Sesekali Allah mengingatkan, bahkan menegur kita ketika kita lalai.

Ya Allah...
Engkau lah Yang Maha Pemaaf.
Engkaulah Yang Maha Pemurah.
Maafkanlah, ampunilah kekhilafan ku.
Maafkan kekhilafan keluargaku, saudara-saudariku, teman-temanku, sahabat-sahabatku, dan orang orang disekelilingku.
Berilah Rahmat pada keluargaku dan orang-orang yang menyayangiku.
Karuniakanlah kami Cinta yang Engaku Ridhoi ya Allah.
Dan Damaikan hati kami

Andaikan ku tahu bahwa tingkah lakuku, ucapanku akan menyakiti orang-orang yang aku sayangi, dan orang orang yang di sekilingku yang membuat mereka benci terhadapku, maka tak akan pernah aku lakukan ya Allah. Namun apalah guna menyesali sesuatu tak kita tahu, jika memang mereka harus membenciku. Aku rela jika memang mereka harus membenciku akan kesalahanku, termasuk orang yang kusayangi. Agar ku tahu bahwa aku telah berbuat kesalahan kepada mereka, meski terkadang ku tak tahu apa kesalahan yang  telah ku lakukan kepadanya. Insya Allah aku Ikhlas. Aku kan selalu membukakan pintu maafku untuk semua orang sebelum ia minta maaf atas kesalahannya. Karena kurasa diriku terlalu banyak dosa pada orang lain.

Untuk orang yang telah hadir dalam kehidupanku.
Terimakasih kalian telah memberikan hal yang terindah dalam hidupku selama ini.
Maafkan aku jika selama ini aku selalu membuatmu resah, membuatmu tak nyaman, membuatmu terusik akan kehadiranku.
Jangan pernah menyesal telah mengenaliku.
Engkau adalah orang yang terbaik, yang pernah aku kenal.
Meski terkadang kita dihadapkan dengan perselisihan, berbeda pendapat.
Namun semua itu tak pernah membuat kita untuk beralasan saling membenci bukan?

Untuk orang yang menyayangiku.
Entah apa yang harus ku katakan padamu, selain terimakasih yang mendalam dari hati ini.
Engkau telah memberikan Cintamu pada orang yang tak pernah tahu tentang Cinta.
Terimakasih atas Kasih-Sayang yang engkau persembahkan kepadaku.
Perhatian yang engkau berikan kepadaku sungguh berarti.
Maafkan aku, karena mungkin aku belum bisa membalas besarnya Cintamu padaku, Kasih-Sayang yang engkau persembahkan, dan perhatian yang engkau berikan.
Maafkan aku belum bisa memberikan yang terbaik padamu.

Untuk semua orang yang telah mengenaliku.
Terimakasih kalian telah mau menganal diriku.
Kenali aku dengan apa adanya, Sayangi aku bukan karena apa adanya.
Jangan mengharapkan aku untuk memberimu sesuatu yang tidak dapat aku berikan kepadamu.
Aku hanya seorang yang tak sempurna.
Banyak kekurangan yang aku miliki.
Hanya satu yang aku minta darimu seorang.
Jangan pernah menyesali telah mengenaliku.
Jika suatu saat nanti engkau menemukan seseorang yang lebih baik dariku, jangan pernah melupakanku.
Sisakan ruang kecil saja dihatimu untukku.
Maafkan aku.

Hanya tulisan kecil yang tak berarti yang dapat kupersembahkan untukmu. Semoga engkau dapat menemukan tulisanku ini dan menyadari bahwa begitu besar kerinduanku atas Cintaku kepadamu.  Jika memang ini tak berarti bagimu, semoga Allah mengijinkan kita untuk bertemu lagi.

Semoga Allah menguatkan hati ini, kan selalu berlindung dibawah naungan-Nya.
Tak tahu lagi kemana ku harus mengadu, selain kepada-Nya.
Begitu tampak buruknya diriku.
Mengadu pada Allah disaat tak ada lagi yang peduli lagi padaku.
Mendekatkan diri disaat hati menderita.
Kemana saja selama ini? Mengapa seolah diriku menghilang dari hadapan-Nya?
Disaat hati merasa senang selalu melupakan-Nya, tapi jika disaat seperti ini?
Hanya bisa merintih, memohon, dan mengadu keluh kesahnya.
Namun Allah tak pernah lalai, meski hamba-Nya sering kali melupakan-Nya.
Semoga Allah selalu membukakan pintu maaf pada hamba-Nya.
Astaghfirullah.
Ampuni aku ya Allah.

Rabu, 15 Februari 2012

Kenyataan Yang Ada

Sebenarnya pertemanan yang baik itu seperti apa ya?
Apakah pertemanan yang baik itu saat membutuhkan saja?
Apakah pertemanan itu hanya baik di depan dan dibelakangnya menusuk?
Banyak orang yang menyalahkan arti pertemanan itu, banyak yang membutuhkan teman saat ya membutuhkannya saja, banyak pula yang hanya baik di depannya saja sedangkan dibelakangnya mereka habis dibicarakan.
Itu semua memang sudah sifat manusia, ada sifat manusia yang benar-benar tulus dan ada pula yang hanya baik di depannya saja, itu sudah tampak jelas sekali dalam kehidupan ini.
Terkadang kita ingin berbuat baik pun terhadap orang lain, dianggap hanya baik di depannya saja, tidak melihat kenyataan yang ada, mungkin orang tersebut tidak tahu, mana orang yang tulus mana orang yang tidak tulus terhadap dirinya, sayang orang seperti itu hanya dapat mengurangi pertemanan anda saja, anda akan menyesal jika anda baru tahu maksud dari orang itu.
Cobalah anda lihat kenyataan yang ada, jangan hanya bisa meliaht keburukan seseorang, dan hindarilah sifat mengadu domba terhadap teman anda sendiri.